Senin, 13 Februari 2012

cara pasang dan setting wireless mikrotik point to point jangkauan 40 km



Dengan Wireless Mikrotik dan Mini Pci ubiquity XR5 atau XR2 anda bisa share Point to Point hingga 40 KM lebih,di sini saya menggunakn Mini Pci XR5 karena tinggkat interfensi yang rendah dengan Band 5.8 Ghz …Ok peralatan yang di butuhkan:

--Dua bijik Wireless Board Mikrotik RB 411 ,seperti gambar di bawah:


--Mini PCI Ubiquity XR5 dua bijik,seperti gambar di bawah ini:


--Out Door Box (TiBox) dua bijik,seperti gambar di bawah ini:


--Adaptor 24 Volt dua bijik,dan POE dua bijik,seperti gambar di bawah ini:


--Pigtail MMCX dua bijik,seperti gambar di bawah ini:

--Cable gland dua bijik ,dan Ring out door box dua bijik,seperti gambar di bawah ini:

--Jumper Connector N Name to N male dua bijik,seperti gambar di bawah ini:

--Antenna Grid Kenbotong 5.8 Ghz dua bijik,seperti gambar di bawah ini:

--3M Rubber Tape,seperti gambar di bawah ini:

--Kabel STP secukupnya,seperti gambar di bawah ini:

--Pasang Wireless Mikrotik RB 411 ke Box Outdoor,seperti gambar di bawah ini:

--Selanjutnya Pasang Mini PCI XR5 ke Wireless Mikrotik RB411 dan Pigtail MMCX seperti gambar di bawah ini:

--Selanjutnya pasang antenna grid kenbotong,seperti gambar di bawah ini:

--Periksa kaki antenna grid ,jgn sampai terbalik,seperti gambar di bawah ini:

--Setelah itu pasang antenna grid ke tower dan nyalakan Wireless Mikrotik nya,dan buka winbox,set untuk Access Point seperti gambar di bawah ini:

--Selanjutnya Pasang Wireless Mikrotik Client di tower,kemudian set di winbox seperti gambar di bawah ini,saya menggunakan bridge:

--Tx powernya default aja,seperti gambar di bawah ini:

--Kemudian Scan Access pointnya,hehe…dapet -64 ….perlu anda ingat..untuk hasil yang memuaskan sebaiknya jumper jgn sampai loss,tidak perlu jumpernya di putar kuat2 ke pigtail MMCX nya…sedikit direnggangkan ,kemudian di balut dengan 3M rubber,hasil scan seperti gambar di bawah ini:

--Dengan tingkat Loss yang rendah dan Interfensi juga rendah,Point to Point yang akurat,sensitifitas yang tinggi,maka untuk 30 KM dapat throughput yang sangat memuaskan,seperti gambar di bawah ini:

--Tidak perlu Power besar besar,cukup dengan :
1.Tingkat Loss yang rendah,periksa jumper
2.Sensifity yang tinggi,Mini PCI yang bagus
3.Tingkat interfensi yang rendah,Band 5.8 Ghz
4.Point to Point yang akurat,gunakan GPS

--Selamat Mencoba--

http://ilmukomputer.com

Membuat Antena Wajan Bolic

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya, berpengaruh pada perkembangan dan perubahan kehidupan masyarakat. Dengan perkembangan teknologi yang kian maju, masyarakat sebaiknya dapat merespon dengan baik setiap adanya teknologi baru. Antena wajan bolic ini merupakan antena yang digunakan sebagai pembuat link antara daerah yang mencakup hotspot ke daerah yang ada di luar jangkauan, dengan kata lain sebagi penguat daya sekaligus penyearah fokus sinyal yang dikirim maupun yang diterima.


Untuk membuat sebuah antena wajan bolic pertama-tama siapkan dulu alat dan bahannya.



A. Alat dan Bahan

 Alat
 Bor
Berfungsi melubangi reflektor alumunium sebagai tempat memasang konsentrator antena
 Penggaris
Alat yang berfungsi menghitung panjang kawat antena sesuai dengan Panjang gelombang dari frekuensi 2,4 GHz (Wireless Frequency)
 Obeng & Tang
Alat yang berfungsi mengencangkan mur dan baut
 Solder + Timah
Alat yang berfungsi menghubungkan kawat antena ke kepala konektor RG58
 AVO Meter
Alat yang berfungsi mengetes sambungan kabel yang telah dipasangi oleh semua konektor
 Bahan
 Wajan diameter 37: sebagai reflektor
 PVC paralon diameter 2 ½″ 1 meter
 Doff 2 ½″ (tutup PVC paralon) 2 buah
 Aluminium foil
 Baut + mur ukuran 12
 N Connector female
 Kawat tembaga no.3
 Double tip + lakban
 Kabel RG58
 Konektor RG58
 Lempengan besi


A. Langkah Kerja
 Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan/perancangan antena Wajan Bolic.
 Beri lubang tepat di tengah wajan sesuai dengan ukuran mur dan baut.
 Ukur diameter wajan, kedalaman wajan dan feeder / titik focus. Rinciannya sebagai berikut:
Wajan dengan D = 35 cm, d = 8 cm maka jarak titik focus dari pusat wajan : F = D^2/(16*d) = 35^2 / (16*8) = 9,6 cm
Pada titik focus tersebut dipasang ujung feeder. Untuk mendapatkan gain maksimum.
 Potong PVC paralon, kemudian beri tanda untuk jarak feeder nya (daerah bebas aluminium foil). Untuk menentukan panjang feedernya gunakan rumus di atas.
 Beri lubang pada bagian paralon untuk meletakkan N Connector dengan menggunakan solder sesuai dengan besar N connector
 Potong kawat tembaga yang sudah disiapkan yakni 6 cm. Dan solderkan pada N Connector yang telah di siapkan
 Selanjutnya, bungkus PVC paralon dengan aluminium foil pada daerah selain feeder (terlebih dahulu PVC paralon di beri double tip)
 Lalu pasangkan N connector ke PVC Paralon yang telah dilubangi tadi.
 Pada bagian doff (tutup PVC paralon) yang akan di pasang pada ujung dekat dengan N Connector harus di beri aluminium foil, sedangkan doff yang di pasang pada wajan tidak perlu di beri aluminium foil
 Selanjutnya pasangkan doff tersebut ke PVC paralon
 Setelah itu, wajan yang telah di bolongi tadi dipasangkan dengan doff yang satu nya lagi, sebelum nya doff tersebut dilubangi sesuai dengan ukuran baut yang sudah di siapkan, dan kencangkan
 Setelah itu, pasangkan PVC paralon tadi ke wajan yang sudah di pasang doff.
 Dan Wajan bolic sudah siap untuk digunakan browsing.

Selamat mencoba...


magnet sebagai bahan listrik


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Magnet tentu saja bukan merupakan suatu kata yang baru untuk kita dengar, melainkan suatu kata yang sangat lumrah dan tak asing di telinga kita. Magnet bahkan telah sangat banyak berperan di dalam kehidupan manusia. Sebagai contoh penggunaan bahan magnetik adalah inti transformator, magnet pada pengeras suara dan masih banyak lagi contoh penggunaan ahan magnetik yang lain.
Bahan listrik khususnya bahan magnetik sudah sering digunakan oleh masyarakat luas untuk berbagai macam aplikasi peralatan listrik seperti yang telah disebutkan di ats. Dan tentunya peralatan tersebut didukung oleh keamanan peralatan serta keamanan konsumen atau pengguna. Untuk itu pengguna harus mengetahui bahan magnetik yang ada dan diperhatikan dalam ketepatan pemilihan bahan oleh para pengguna.
Bahan-bahan dibagi menjadi 5 berdasarkan sifatnya terhadap kemagnetannya, yaitu diamagnetik, paramagnetik, feromagnetik, anti ferromagnetik, dan ferrimagnetik (ferri).
Untuk itu diperlukan suatu informasi bagi pengguna agar dapat menentukan bahan-bahan magnetik yang dapat digunakan pada peralatan listrik khususnya mengenai bahan-bahan magnetik.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu:
1.      Bagaimana penggolongan bahan-bahan magnetik dan parameter-parameter magnetik tersebut?
2.      Apa saja bahan-bahan magnetik lunak yang lain dan bahan magnet permanen?
3.      Bagaimana pengertian dan jenis-jenis magnetostriksi?

1.3  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah :
1.      Mengetahui penggolongan bahan-bahan magnetik dan parameter-parameter magnetik.
2.      Mengetahui bahan-bahan magnetik lunak yang lain dan bahan magnet permanen.
3.      Mengetahui pengertian dan jenis-jenis magnetostriksi

1.4  Manfaat Penulisan
Manfaat dari pembuatan laporan ini adalah:
1.      Sebagai referensi dalam pengembangan lebih lanjut mengenai bahan magnetik.
2.      Sebagai acuan ataupun menjadi pertimbangan bagi industri kelistrikan di dalam merencanakan pemakaian bahan magnetik sebagai bahan listrik atau bahan lain.
3.      Menambah pengetahuan mengenai bahan magnetik sebagai bahan listrik baik bagi mahasiswa atau mahasiswi maupun bagi masyarakat umum.

1.5  Ruang lingkup dan Batasan Masalah
Melihat luasnya permasalahan dalam penyusunan laporan ini, maka perlu dibatasi permasalahannya pada masalah penggolongan bahan berdasarkan sifat kemagnetan, parametet-parameternya,serta bahan-bahan magnet lunak lain.

1.6  Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisikan secara lengkap gambaran umum isi tulisan, mulai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah yang akan dibahas dan sistematika penulisan mengenai bahan magnetik.
BAB II: PEMBAHASAN
Dalam bab ini membahas hasil penelitian yang telah dilakukan guna mengetahui penggolongan bahan magnetik parametet-parameternya, serta mengetahui bahan-bahan magnet lunak lain.
BAB III : PENUTUP
Merupakan bab yang berisikan kesimpulan dari uraian pembahasan dan saran-saran yang menghubungkan dengan pembahasan sebelumnya.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Penggolongan Bahan-bahan Magnetik
Menurut sifatnya terhadap adanya pengaruh kemagnetan, bahan dapat digolongkan menjadi 5 yaitu diamagnetik, paramagnetik, feromagnetik, anti ferromagnetik, dan ferrimagnetik (ferri).
1.      Bahan diamagnetik adalah bahan yang sulit menyalurkan garis gaya magnet (ggm). Permeabilitasnya sedikit lebih kecil dari 1 dan tidak mempunyai dwikutub yang permanen. Bahan-bahan diamagnetik antara lain: Bi, Cu, Au, Al2O3, Ni SO4.
2.      Bahan paramagnetik adalah bahan yang dapat menyalurkan ggm tetapi tidak banyak. Permeabilitasnya sedikit lebih besar dari 1, susunan dwikutubnya tidak beraturan. Bahan-bahan paramagnetik antara lain: Al, Pb, Fe2SO4, FeSO4, FeCl2, Mo, W, Ta, Pt, dan Ag.
3.      Bahan ferromagnetik mudah menyalurkan ggm. Permeabilitasnya jauh di atas 1. Bahan ferromagnetik antara lain: Fe, Co, Ni, Gd, Dy. Resisitivitas bahan ferromagnet adalah rendah. Hal ini yang menyebabkan pemakaian ferromagnet terbatas pada frekuensi rendah.
4.      Teori anti ferromagnetik dikembangkan oleh Neel seorang ilmuwan Perancis. Bahan anti ferromagnetik mempunyai suscepbilitas positif yang kecil pada segala suhu, tetapi perubahan suscepbilitas karena suhu adalah keadaan yang sangat khusus. Susunan dwikutubnya adalah sejajar tetapi berlawanan arah. Bahan anti ferromagnetik antara lain: MnO2, MnO, FeO, dan CoO.
5.      Bahan ferrimagnetik memiliki resisitivitas yang jauh lebih tinggi dibanding bahan ferromagnet. Karena itu ferrimagnet (ferrit) layak digunakan pada peralatan yang menggunakan frekuensi tinggi disamping arus-eddy yang terjadi padanya kecil. Rumus bahan ferrimagnetik adalah MO. Fe2O3 (M adalah logam bervalensi 2 yaitu Mn, Mg, Ni, Cu, Co, Zn, Cd). Contoh: ferrit, seng, nikel rumusnya adalah αNiO, βZnO, Fe2O3 dimana α+β =1. Gambaran dwikutub bahan-bahan magnet seperti gambar 4.1


 










Gambar Susunan dwikutub bahan-bahan magnetik
a. paramagnetik           b. ferromagnetik
c. antiferromagnetik     d. ferrimagnetik

Istilah bahan magnetik untuk umum yang digunakan hanyalah bahan ferromagnetik. Bahan-bahan ferromagnetik dapat dikategorikan menjadi dua yaitu:
1.      Bahan yang mudah dijadikan magnet yang lazim disebut bahan magnetik lunak. Bahan ini banyak digunakan untuk inti transformator, inti motor atau generator, rele, peralatan sonar atau radar.
2.      Bahan ferromagnetik yang sulit dijadikan magnet tetapi setelah menjadi magnet tidak mudah kembali seperti semula disebut bahan magnetik keras, bahan ini digunakan untuk pabrikasi magnet permanen.
Sifat-sifat bahan magnetik adalah mirip dengan sifat-sifat bahan dielektrik. Momen atom dan molekul-molekul yang menyebabkan adanya dwikutub adalah sama dengan momen dwikutub pada bahan dielektrik. Magnetisasi pada bahan magnet seperti halnya polarisasi pada bahan dielektrik.

2.2  Parameter – Parameter Magnetik
2.2.1        Permeabilitas dan susceptibilitas magnetik
Pada perhitungan – perhitungan tentang magnet, terdapat hubungan antara fluxi (B) dengan satuan Wb/m2 atau tesla dengan kuat medan (H) dengan satuan A lilit/ m sebagai berikut :


B = μ H
μ = μr . μo
sehingga :
B = μr . μo . H

μ adalah permeabilitas bahan yang merupakan hasil perkalian permeabilitas absolut (μo) dengan permeabilitas relatif (μr) . Besarnya μo = 4. π . 10-7 H/m. Kuantitas yang diekspresikan (μr – 1) disebut magnetisasi per unit dari intensitas maka demikian pula dengan μr- 1. Besarnya μ untuk bahan ferromagnetik adalah tidak konstan. Jika arus I dialirkan melalui kumparan dengan inti adalah bertambah dari nol bertahap sehingga medan magnet dan rapat fluksi bertambah. Pada gambar kurva OP mula – mula naik dengan tajam , kemudian setelah mencapai tahapan tertentu kurvanya mendatar, hal ini karena B telah mencapai kejenuhan (saturasi). Pada gambar bahan ferro setelah titik P dicapai , kemudian I diturunkan secara bertahap, maka diperoleh kurva PQ yaitu pada saat I sama dengan nol, masih terdapat sisa kemagnetan (Br) . Daya Koersip (coersive force) yaitu apabila besar H akan bertambah sehingga B menjadi nol dititik R dan diperoleh Hc . Selanjutnya prosedur diatas diulang maka didapat kurva PQRSCTP yang disebut Jerat Histerisis magnetik yang luasnya sebanding dengan volume bahan magnetic yang dimagnetisasi , dan kalau inti diberi arus bolak – balik akan menimbulkan eddy current yang disebut arus pusar atau arus focoult.








Gambar. Jerat histerisis bahan ferro
2.2.2        Momen magnetik
Jika sebuah yang dilewati arus (I) diletakan pada rapat fluksi yang merata akan menimbulkan torsi , besar torsi akan tergantung pada : Luas kumparan , arus dan rapat fluksi yang terpotong bidang kumparan. Momen dwikutub magnetik hubungan dengan torsi adalah :
pm = I . A kumparan
Pm dengan satuan A/m2 adalah merupakan vektor yang arahnya tegak lurus terhadap kumparan. Apabila batang magnet permanen diletakan didalam medan yang merata akan menyebabkan torsi . Jika magnet mendapatkan kutub – kutub bebas yang berlawanan, dikatakan sebagai momen dwikutub sebagai produk dari kuat kutub dan jarak antara kutub-kutub.

2.2.3        Magnetisasi
Semua bahan adalah memungkinkan menghasilkan medan magnetik , dari itu secara eksperimental untuk menimbulkan momem magnetik. Besar momen ini per unit volume disebut magnetisasi dari madium (M) dengan satuan C/m.dt atau A/m . Induksi magnetik (rapat fluksi) adalah penjumlahan dari effek pada keadaan fakem suatu bahan, besar rapat fluksi (B) menjadi :
B = μo . H + μo . M
M =( μ – 1) . H
= Xm . H
Xm adalah susceptifitas magnetik . Magnetisasi (M) dari bahan dapat diekspresikan sebagai momen dwikutub magnetik (pm) dengan satuan C. m2 / dt atau A/m2 dimana:

M = N . pm

N adalah jumlah dwikutub magnetic per unit volume.
Berdasarkan susceptibilitasnya dapat dibedakan sifat kemagnetan suatu bahan yaitu untuk Xm negatif 10-5 adalah diamagnetik, untuk Xm kecil dan positif 10-3 pada suhu kamar (karena Xm berbanding terbalik dengan suhu) adalah paramagnetik , untuk Xm yang besar adalah ferromagnetik .


2.3  Laminasi Baja Kelistrikan
Cara yang paling praktis untuk mengubah bahan magnetik lunak untuk menjadi baja kelistrikan adalah dengan menambah silikon ke dalam komposisinya. Cara ini akan mengurangi rugi histeris dan arus pusar dengan tajam karena relativitasnya bertambah. Paduan baja dengan tambahan silikon sekarang ini merupakan bahan yang sangat penting untuk bahan megnetik lunak pada teknik listrik. Namun perlu diingat bahwa penambahan silikon akan menyebabkan bahan menjadi rapuh.

Tabel memberikan data campuran silikon pada baja sehubungan dengan relativitas dan massa jenisnya.





Laminasi untuk transformator umumnya mengandung Si sekitar 4%, sedangkan untuk jangkar motor listrik kandungan Si-nya 1 – 2 %. Namun hal ini dapat diubah-ubah berdasarkan standar masing-masing negara penghasil mesin-mesin tersebut. Selanjutnya periksa Tabel 10.2. Ketebalan laminasi baja transformator untuk inti peralatan listrik adalah 0,1 hingga 1 mm dan yang bisa dipasarkan adalah 0,35 mm dan 0,5 mm dalam bentuk lembaran 2 x 1 m; 1,5 x 0,75 m. Kurva magnetisasi baja transformator seperti ditunjukan pada Gambar. 4.3.


 









Gambar. Kurva B – H baja transformator
Baja listrik jenis lain adalah baja listrik dengan proses dingin. Kemampuan baja listrik sangat tinggi terutama jika fluksi magnetiknya searah dengan panjang laminasi. Karena kristal baja ini dibuat searah dengan proses dingin dan aniling pada ruang yang diisi hidrogen. Baja ini digunakan pada pembuatan inti transformatordengan lilitan jenis ribbon (misalnya : transformator arus). Baja ini memungkinkan mengurangi berat dan dimensi transformator 20 hingga 25% dan untuk transformator radio, hal tersebut dapat mencapai 40%.

2.4  Bahan Magnetik Lunak Lain
Bahan magnetik lunak yang banyak digunakan adalah paduan besi-nikel. Kurva pada Gambar. μo = f (f) pada permalloy menunjukkan hubungan permeabilitas dengan komposisi antara besi dan nikel. Pada komposisi nikel 20% paduan menjadi non-magnetis dan permeabilitas maksimum dicapai pada komposisi nikel 21,5% . Paduan yang terdiri dari besi-nikel dengan tambahan molybdenum, chromium atau tembaga dinamakan permalloy.
Permalloy dibedakan berdasarkan kandungan nikelnya, permalloy nikel rendah yaitu permalloy yang mengandung nikel 40-50% dan permalloy nikel tinggi yaitu permalloy yang mengandung nikel 72-80 %. Permalloy nikel rendah mempunyai permeabilitas yang lebih rendah dibanding permalloy nikel tinggi, namun induksinya lebih tinggi pada keadaan jenuh. Permeabillitas permalloy berbanding terbalik dengan frekuensinya, seperti yang ditunjukkan Gambar. μo = f (f) pada Permalloy yang mengandung Ni sangat tinggi akan mempunyai permeabilitas yang tinggi (hingga 800.000) setelah diadakan tritmen termal. Daya koersipnya rendah yaitu 0,32 hingga 0,4 ampere lilit/m. Permalloy difabrikasi pada lembaran tipis hingga sampai 3 mikron. Permalloy sensitif terhadap benturan dan kemagnetannya sangat dipengaruhi tekanan.

 










Gambar. μo = f (f) pada permalloy

Permeabilitas absolut dari paduan alfiser yang komposisinya 9.5% Si, 5,6% Al dan sisanya besi, berkisar antara 10.000 hingga 35.000, daya koersip 1,59 Ampere lilit/m dan resitivitasnya 0,81 Ohm mm2/m Alfiser sangat regas, sehingga sangat mudah dijadikan bubuk untuk dibuat bahan dielektrikmagnet. Harganya lebih murah daripada permalloy karena kompsisinya tidak tergantung Ni. Camalloy termasuk bahan magnetik lunak yang komposisinya 66,5% Ni, 30% Cu, 3,5% Fe. Yang menarik dari bahan ini adalah bahan akan kehilangan sifat ferromagntiknya (titik Curie) pada suhu yang relative rendah yaitu 100 C (titik Curie untuk Fe adalah 768 C).
Bahan-bahan ferromagnetik yang berubah ukurannya pada medan magnet diantaranya Ni, beberapa paduan antara Fe, Cr, Co dengan Al. Gejala perubahan ukuran tersebut dinamakan magnetostriksi. Dielektrikmagnet digunakan untuk inti peralatan rangkaian rangkaian magnetik yang bekerja pada frekuensi yang sangat tinggi dengan kerugian arus pusar yang rendah.
Sekarang banyak digunakan Ferrit pada peralatan yang bekerja pada frekuensi tinggi. Bahan ini adalah kompon keramik yang mempunyai rumus umum MOFeO3. M adalah logam diantara Fe, Cu, Mn, Zn, danNi. Ferrit dibuat dengan campuran senyawa-senyawa Oksidanya dengan perbandingan yang tepat dalam bentuk bubuk, dengan tambahan sebikit bahan-bahan organik untuk mengikat atau merekatkan, ditekan dan dipanasi 1100 – 1400o C di ruang yang berisi oksida.
Ferrit adalah semikonduktor yang mempunyai resitifitas antara 102 hingga 107 Ω cm. Karena Resitivitas yang tinggi tersebut, maka sangat tepat digunakan pada frekuensi tinggi karena rugi daya yang disebabkan arus pusar adalah kecil. Ferrit mempunyai massa jenis 3 - 5 g/cm3 kapasitas termal 0,17 kalori/g oC, konduktivitas panas 5.10 W/cm oC, muai panjang 105 / oC.
Tabel  Bahan-bahan magnetik lunak











Keterangan : it adalah inti toroida
1 A lilit /m = 0,0126 Oersted
1Wb/m2 = 104 Gauss

Bahan-bahan yang mempunyai jerat histerisis persegi seperti yang ditunjukkan pada gambar digunakkan pada komputer sebagai perangkat memory atau komponen opersi logic, sebagai alat switching dan penyimpan informasi.
 










                                                  Gambar  Jerat histerisis ferrit.


2.5  Bahan Magnet Permanen
Magnet permanen digunakan pada instrumen pengindraan, rele, mesin-mesin listrik yang kecil dan banyak lagi. Baja karbon yaitu baja dengan komposisikarbon 0,4 hingga 1,7 % merupakan bahan dasar pembuatan magnet permanen. Walaupun bahan ini tergolong harganya murah tetapi kualitas kemagnetannya tidak terlalu tinggi. Kemagnetan bahan ini relatif lebih mudah untuk hilang terutama disebabkan oleh pukulan atau vibrasi. Untuk menaikkan mutu kemagnetannya, mka baja karbon ditambah wolfram, kromium atau kobal. Magnet yang dibuat dari karbon murni, wolfram, kromium, dan baja kobal harus dikeraskan di dalam air atau minyak mineral sebelum dimagnetisasi.












Gambar  μ0 = f(T) beberapa ferrit
Bahan paduan alni terdiri dari aluminium, nikel dan besi . Jika bahan tersebut ditambah lagi dengan Si, maka paduan disebut alnisi. Sedangkan alnico adalah bahan paduan yang terdiri dari aluminium, nikel dan kobal. Bahan-bahan tersebut mempunyai sifat kemagnetan yang tinggi dan lebih murah dibanding baja kobal kualitas tinggi.
Vectolit adalah bahan paduan yang terdiri dari besi, kobal oksida sedangkan ferroxdure adalah bahan paduan yang terdiri dari besi oksida dan barium, bahan ini juga disebut barium ferrit dan di pasaran dengan nama arnox, indox atau ferroba, pembuatannya adalah dari bubuk bahan yang akan dipadukan pada suhu yang tinggi. Penggunaanya antara lain : magnet pada pengeras suara,perangkat penggandeng magnetik. Beberapa sifat kemagnetan dari bahan magnet permanen paduan seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel Beberapa Bahan Magnet Keras












2.6  Magnetostriksi
Pada saat sebuah bahan ferromagnetik diamagnetisasi, umumnya secara fisik akan terjadi perubahan dimensi. Hal atau gejala seperti ini disebut magnetostriksi. Terdapat tiga jenis magnetostriksi, yaitu :
a.       Magnetostriksi longitudinal, yaitu perubahan panjang searah dengan magnetisasi. Perubahan ini dapat bertambah panjang atau berkurang.
b.      Magnetostriksi transversal, yaitu perubahan dimensi tegak lurus dengan arah magnetisasi.
c.       Magnetostriksi volume, yaitu perubahan volume sebagai akibat dari kedua efek diatas.
Perubahan panjang atau ( Δℓl) searah induksi magnetisasi disebut Efek joule. Magnetostriksi joule (τ ) adalah perbandingan antara perubahan panjang (Δℓ) dengan panjang semula (ℓ). Umumnya harga tidak lebih dari 30.10-6. magnetostriksi beberapa bahan ditunjukan pada gambar dibawah ini
 










Gambar. Magnetostriksi joule sebagai fungsi dari medan magnet (H)


Perubahan searah panjang juga menyebabkan perubahan permeabilitas kearah perubahan panjang tersebut. Hal ini disebut Efek Villari. Secara umum dapat dikatakan bahwa permeabilitas akan naik karena penurunan perubahan atau kenaikan tegangan tarik. Sebaliknya untuk bahan dengan τ negatif, tekanan yang digunakan akan mengurangi permeabilitas. Secara praktis pengaruh dari penggunaan magnetostriksi adalah sangat terbatas. Beberapa pemakaian yang memperhatikan magnetostriksi antara lain :
Oscilator frekuensi tinggi dan Generator super sound, Proyektor suara bawah air, Detektor-detektor suara. Karena permeabilitas adalah berhubungan dengan magnetostriksi, maka untuk penggunaan bahan-bahan yang permeabilitasnya tinggi harus diusahakan megnetostriksinya serendah mungkin.