Rabu, 22 Desember 2010

contoh proposal

BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang Masalah

Perkembangan komputer pada saat ini semakin pesat di dunia. Komputer yang dulunya yang berukuran besar, maka sekarang ukurannya secara fisik sudah semakin kecil atau lebih simpel dibanding pada jaman dahulu, tetapi memiliki kinerja yang sangat tinggi. Tahun demi tahun orang mulai menggunakan komputer yang berdeiri sendiri yang saat ini dikenal dengan personal komputer. Komputer tersebut tidak terhubung satu sama lainnya. Namun orang kemudian berfikir bahwa pengolahan pengolahan data yang bersifat berdiri sendiri tersebut dirasa sangat lambat dan tidak efisien, misalnya program aplikasi harus di muat ke masing-masing komputer dan prosesnya harus berpindah-pindah komputer. Kemudian timbul gagasan untuk menggabungakan beberapa komputer pada sebuah jaringan. Dari gagasan tersebut timbul suatu konsep jaringan yang dikenal ( LAN, MAN, WAN, DLL), yang ide dasarnya adalah pemakaian sumber daya secara bersama-sama.

Pada sebuah jaringan terdapat beberapa komputer yang di dalamnya terdapat IP address yang berfungsi sebagai alamat dari masing-masing komputer pada sebuah jaringan.  IP address adalah alamat logika yang dikenal kepad perangkat jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP dimana protokol TCP/IP digunakan untuk meneruskan paket informasi pada sebuah jaringan.

Komunikasi data membutuhkan sebuah media penghantar agar informasi yang ingin disampaikan dapat berjalan dengan lancar ketujuannya. Media komunikasi data bisa berwujud apa saja, selama media tersebut dapat menghantarkan informasi dengan baik tanpa ada masalah yang berarti. Selam bertahun-tahun hingga saat ini pun, media komunikasi data didominasi oleh media komunikasi kabel. Namun, kini arah trennya sudah mulai bergerak menuju ke janis media lai yang tidak kalah hebatnya dan menariknya. Media yang sedang naik daun tersebut adalah media wireless lan atau bisa disebut juga dengan wlan yang merupakan sebuah jaringan lokal yang menggunakan frekwensi radio sangat tinggi untuk mentranmisikan data antar titik, menggantikan funsi kabel pada jaringan konvensional. Kebutuhan akan pergerakan yang fleksibel di dalam berkomunikasi sudah menjadi tuntutan bagi pengguna. Oleh karena itu, penemuan-penemuan dan penetapan standart baru suatu teknologi komunikasi wireless banyak bermunculan. Jaringan wireless memiliki dua mode yang dapat digunakan yaitu: infrasetruktur dan ad-hoc. Penggunaan kedua ini tergantung dari kebutuhan untuk berbagi data atau kebutuhan yang lain dengan jaringan berkabel. Konfigurasi infrasetruktur adalah komunikasi antar masing-masing PC melalui sebuah access point pada wlan atau lan. Komunikasi ad-hoc adalah komunikasi secara langsung antara masing-masing komputer dengan menggunakan piranti wireless. Secara umum jaringan ad-hoc yang merupakan perluasan aplikasi wlan adalah modus operasi perangkat nirkabel yang menjalankan koneksi secara peer to peer ( tanpa menggunakan access point sebagai penghubung ). Dimana 1 pc terhubung dengan 1 pc lainnya dengan saling terhubung berdasarkan nama SSID ( service set Identifier ). SSID sendiri tidak lain nama sebuah komputer yang memiliki card, usb atau perangkat wireless dan masing-masing perangkat harus diberikan sebuah nama tersendiri sebagai identitas.
  Peer-to-peer adalah sebuah aplikasi yang menghandle resource dari sejumlah autonomous participant atau user yang terkoneksi secara mandiri, artinya user dapat mengoneksikan dirinya sesuai dengan keinginannya, tidak terikat oleh struktur jaringan secara fisik. Peer-to-peer menjadi sebuah alternatif aplikasi untuk mencari resource tertentu yang tidak ada diwebsite ataupun alternatif untuk berbagi resource tanpa sebuah web server yang harganya masih tergolong mahal.
Di dalam Tugas Akhir ini dikembangkan sebuah aplikasi peer-to-peer yang menerapkan metode ad-hoc dalam membangun jaringannya. Metode ini membagi peer yang terkoneksi didalamnya berdasar pada kontent dari file yang dishare, tidak lagi dibagi secara random seperti pada sistem peer-to-peer yang ada sekarang ini. Metode ini menyebabkan peer-peer dengan kesamaan konten berada dalam grup yang sama sehingga kemungkinan untuk mendapatkan file atau resource yang dicari akan semakin besar.
Selain itu, penggunaan konsep jaringan secara hirarki, memungkinkan untuk lebih mengoptimalkan pencarian, karena apabila sebuah resource tidak bisa ditemukan pada sebuah grup, pencarian akan dilakukan digrup yang lebih umum dari grup tersebut.
Keunggulan dari dikembangkannya sistem ini adalah dapat mengurangi waktu pencarian data, juga yang tidak kalah pentingnya adalah mengurangi beban jaringan, karena pertanyaan yang tidak diperlukan tidak akan dilewatkan dalam jaringan tersebut.

1.2   Tujuan penulisan

ÿ  Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar jaringan wireless ad-hoc secara umum.
ÿ  Memperkenalka kepada pembaca tentang pentingnya jaringan ad-hoc di dunia.
ÿ  Memperkenalkan kepada pembaca tentang pentingnya teknologi informasi.
ÿ  Menjelaskan kepada pembaca tentang fungsi ad-hoc.
ÿ  Menjelaskan keunggulan jaringan ad-hoc.
ÿ  Menjelaskan bagaimana cara menginstallasi jaringan ad-hoc.
ÿ  Menjelaskan cara menyetting IP address pada jaringan ad-hoc.




1.3  Metode Pengumpula Data

1.3.1                    Study pustaka
Pada metode ini penulis mengumpulkan data dari berbagai macam buku yang ada di perpustakaan maupun dari buku pelajaran di sekolah saat melakukan pembelajaran.

1.3.2          Wawancara
Pada metode ini penulis melakukan tanya jawab kepada pihak pembimbing di saat melakukan/melaksanakan pembuatan proposal dan saat praktik di lapangan.

1.4  Batasan Masalah

untuk menghindari pembahasan yang lebih meluas dan agar pembahasan ini lebih terarah, maka masalah dibatasi pada penjelasan konsep dasar jaringan wireless ad-hoc secara umum, berupa diskripsi umum penggunaan, kelebihan dan kekurangan jaringan ad-hoc.













BAB II
TINJAUAN UMUM


2.1  Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan proyek tugas akhir ini merupakan bagian dari teknisi komputer jaringan yang membangun jaingan wireless  menggunakan sistem ad-hoc.  Dimana pembangunan system ad-hoc ini di laksanakan oleh penulis di SMK Putra Anda Binjai sebagai peserta uji kompetensi.

Pada hal ini penulis melaksanakan pembangunan jaringan wireless menggunakan system ad-hoc di mulai dari :

No
Kegitan
Desember
Januari
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Rencana kerja/Penyusunan Proposal








2
Gambar Kerja








3
Proses Produksi/Jasa








4
Laporan








6
Presentasi









Daftar Table 2.0 Pelaksanaan kegiatan

2.2  Alat Dan Bahan

No
Nama Barang
Spesifikasi
Satuan
Jumlah
1
Access point

Buah
1
2
Wireless USB

Buah
1
3
Isolatif
Warna Bening
Buah
1
4
CD Installer Win XP
Ms.Production
Buah
1
5
CD Installer Ms.Office
Ms.Production
Buah
1
6
CD Driver
Boundling PC
Buah
1
7
CD Installer Aplikasi
Ms.Production
Buah
1

Daftar Table 2.1 Alat dan bahan yang diperlukan

No
Nama Alat
Spesifikasi
Satuan
Jumlah
Pemilik
1
PC Untuk server, Client 1 dan Pc
a. Casing
b.Power supply 450watt      
c. Processor
d. SDRAM 512 MB
e. Min HDD 5 GB
f. FDD 3,5”
g. CD ROM Samsung
h. VGA 800 x 600
i. Sound Card,
j. NIC 10/100 Mbps
k. Monitor 15”
l. Keyboard
m. Mouse
3
Buah
Sekolah
2
Obeng +
Standart
Buah
1
Sekolah
3
Obeng -
Standart
Buah
1
Sekolah

Daftar Table 2.2 Alat dan bahan yang akan digunakan untuk membangun ad-hoc

2.3              Sejarah Jaringan AD-HOC

Jaringan Ad Hoc dilihat dari sisi topologi jaringan merupakan kumpulan dari beberapa node jaringan wireless multihop yang dinamis. Setiap nodenya mempunyai interface wireless untuk berkomunikasi dengan node lainnya. Jaringan Ad Hoc mempunyai infrastruktur node jaringan yang tidak permanen. Jaringan ini terdiri atas beberapa node yang bersifat mobile dengan satu atau lebih interface pada setiap nodenya. Setiap node pada jaringan Ad Hoc harus mampu menjaga performance trafik paket data dalam jaringan akibat sifat mobilitas node dengan cara rekonfigurasi jaringan. Sebagai contoh, jika ada node yang bergeser yang mengakibatkan gangguan berupa putus jaringan, maka node yang mengalami gangguan tersebut dapat meminta pembentukan rute link baru untuk meneruskan pengiriman paket data. Beberapa contoh penerapan jaringan Ad Hoc antara lain pembangunan jaringan komunikasi di medan perang untuk beberapa lokasi, pusat-pusat komunikasi di daerah bencana alam, sarana koneksi internet pada stand-stand suatu event/pameran dimana tidak dimungkinkan untuk membangun jaringan kabel atau ketidaktersediaan jaringan kabel.


2.4  Pembahasan ad-hoc

Jaringan Ad Hoc dilihat dari sisi topologi jaringan merupakan kumpulan dari beberapa node jaringan wireless multihop yang dinamis. Setiap nodenya mempunyai interface wireless untuk berkomunikasi dengan node lainnya. Jaringan Ad Hoc mempunyai infrastruktur node jaringan yang tidak permanen. Jaringan ini terdiri atas beberapa node yang bersifat mobile dengan satu atau lebih interface pada setiap nodenya. Setiap node pada jaringan Ad Hoc harus mampu menjaga performance trafik paket data dalam jaringan akibat sifat mobilitas node dengan cara rekonfigurasi jaringan. Sebagai contoh, jika ada node yang bergeser yang mengakibatkan gangguan berupa putus jaringan, maka node yang mengalami gangguan tersebut dapat meminta pembentukan rute link baru untuk meneruskan pengiriman paket data. Beberapa contoh penerapan jaringan Ad Hoc antara lain pembangunan jaringan komunikasi di medan perang untuk beberapa lokasi, pusat-pusat komunikasi di daerah bencana alam, sarana koneksi internet pada stand-stand suatu event/pameran dimana tidak dimungkinkan untuk membangun jaringan kabel atau ketidaktersediaan jaringan kabel.

ÿ Spectrum pada wireless
Ada dua jenis spectrum gelombang radio yang digunakan untuk komunikasi wireless, yaitu DSSS ( direct sequence spread spectrum ) dan FHSS (frequency hopping spread spectrum ).

Perbedaan antara keduan spectrum ini adalah pada cara memprosess data. Pada FHSS frekwensi sinyal membawa data akan berpindah sesuai dengan pola tertentu, dan biasanya menggunakan 4 buah frekwensi secara bersamaan. Sedangkan pada spectrum DSSS data yang dikirim akan dibagi menjadi paket-peket data kecil dan akan dikirimkan melalui frekwensi yang berbeda.

Dari perbedaan dua spectrum tersebut dapat kita amati bahwa pola pengiriman data DSSS akan menghasilkan proses transfer data yang lebih cepat karena menggunakan frekwensi yang tidak terbatas, sedangkan FHSS hanya menggunakan 4 frekwensi.

ÿ Frekwensi pada wireless

Secara umum wireless bekerja pada frekwensi 2.4-2.483 Ghz yang dikenal sebagai frekwensi bebas. Karena padatnya frekwensi ini maka digunakan frekwensi lain untuk mengatasi masalah kepadatan ini, yaitu frekwensi 5 Ghz.

ÿ Chanel pada wireless

Jika frekwensi diibaratkan sebuah jalan, maka chanel sebagi jalur pemisah jalur tersebut. Semakin lebar jalan maka semakin banyak jalur yang ada. Artinya banyaknya chanel pada wireless tergantung dengan besarnya frekwensi. Chanel berfungsi untuk menjaga komunikasi data pada wireless agar berjalan dengan baik tanpa terjadi tabrakan data.






ÿ Aturan pada wireless

Ada beberapa aturan dalam wireless yang harus kita perhatikan agar jaringan wireless kita berjalan dengan baik, diantaranya adalah:
  1. Semua perangkat wireless harus bekerja pada frekwensi yang sama.
  2. Meskipun merek atau pabrik pembuat berbeda. Wireless masih bias digunakan secara bersamaan jika standarisasinya juga sama.
  3. SSID harus sama

ÿ Perangkat wireless

Untuk membangun wireless kita membutuhkan perangkat-perangkat pendukung jaringan, adapun perangkat-perangkat tersebut adalah:
  1. Wireless
Bentuk wireless dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu :
a)      Wireless lan card
Agar komputer dapat terhubung kedalam jaringa wireless, maka komputer harus dipasang wireless LAN card atu Ethernet card dan biasanya di pasang pada slot PCI.
b)      Wireless USB
Wireless USB dibuat agar lebih mudah dalam pemasangannya di computer atau laptop, tanpa harus membuka casing computer.saat ini ada dua jenis wireless USB yang beredar dipasaran, yaitu wireless USB adapter dan wireless USb stick.
c)      Wireless PCMCIA
Wireless yang digunakan pada laptop dan di pasang pada slot PCMCIA.
d)     Access point
Access point adalah perangkat wireless yang berguna untuk menghubungkan komputer-komputer dalam sebuah jaringan, fungsinya hamper sama seperti hub/swict pada lan. Sebuah access point biasanya sudah dilengkapi dengan firewall, dan dapat berfungsi sebagai DHCP server/client.

Karakteristik Jaringan Ad Hoc

           Node-node pada jaringan Ad Hoc tidak hanya berperan sebagai pengirim dan penerima data, namun dapat berperan sebagai penunjang node yang lainnya, misalnya mempunyai kemampuan layaknya router. Dengan demikian diperlukan adanya routing protokol dalam jaringan Ad Hoc untuk menunjang proses kirim terima antar node-nodenya. Berikut beberapa karakteristik jaringan Ad Hoc :

a. Multiple wireless link : setiap node yang mempunyai sifat mobility dapat  memiliki beberapa interface yang terhubung ke beberapa node lainnya.
b. Dynamic topology : dikarenakan sifat node yang mobile, maka topologi jaringannya dapat berubah secara random/acak. Sebagai akibatnya routing protocol mempunyai masalah yang lebih kompleks dibandingkan dengan jaringan wired dengan node yang tetap.

c. Limited resources : seperti jaringan wireless lainnya, jaringan Ad Hoc dibatasi oleh masalah daya dan kapasitas memori.

Routing Protokol pada Jaringan Ad Hoc

             Routing adalah mekanisme penentuan link dari nodepengirim ke node penerima yang bekerja pada layer 3 OSI (Layer Network). Protokol routing diperlukan karena untuk mengirimkan paket data dari node pengirim ke node penerima akan melewati beberapa node penghubung (intermediate node), dimana protokol routing berfungsi untuk mencarikan route link yang terbaik dari link yang akan dilalui melalui mekanisme pembentukan tabel routing. Pemilihan route terbaik tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan seperti bandwith link dan jaraknya. Jaringan Ad Hoc memiliki dua model protokol routing. Pertama, protokol routing yang bersifat reaktif (reactive), dimana tabel routing dibentuk jika ada permintaan pembuatan route link

            baru atau perubahan link. Kedua, protokol routing yang bersifat proaktif (proactive), dimana tabel routing dibentuk dan diupdate setiap waktu (secara kontinu) jika terjadi perubahan link, maka routing protokol pada jaringan Ad Hoc dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


                        
                                 tabel protokol routing jaringan ad hoc
               Berikut akan dijelaskan beberapa dari protokol routing diatas.


ÿ Destination Sequenced Distance Vector (DSDV)

            Prinsip kerja protokol routing ini mengacu kepada algoritma penentuan route Bellman-Ford berdasarkan nilai pembobotan setiap link. Setiap node menjaga tabel routingnya yang berisi arah tujuan, jumlah hop setiap tujuan dan sequence number. Proses update routing dilakukan secara periodik. Protokol routing ini bebas dari kejadian looping route. Tetapi salah satu kelemahan DSDV adalah tidak mendukung multipath routing (routing ke banyak tujuan). Berikut akan dijelaskan beberapa dari protokol routing diatas.
ÿ  Destination Sequenced Distance Vector (DSDV)

            Prinsip kerja protokol routing ini mengacu kepada algoritma penentuan route Bellman-Ford berdasarkan nilai pembobotan setiap link. Setiap node menjaga tabel routingnya yang berisi arah tujuan, jumlah hop setiap tujuan dan sequence number. Proses update routing dilakukan secara periodik. Protokol routing ini bebas dari kejadian looping route. Tetapi salah satu kelemahan DSDV adalah tidak mendukung multipath routing (routing ke banyak tujuan)

ÿ  Source Tree Adaptive Routing (STAR)

Protokol routing ini tidak membutuhkan update routing secara periodik.

ÿ  Signal Stability Routing (SSR)

           SSR memilih route berdasarkan kuat sinyal antar node dan terbagi atas dua protokol, Dynamic Routing Protocol (DRP) dan Static Routing Protocol (SRP). DRP bertanggung jawab untuk menjaga tabel stabilitas sinyal dan tabel routing. SRP memproses paket dengan melewatkan paket ke link dengan intensitas sinyal yang lebih besar.

ÿ  Dynamic Source Routing (DSR)

            Protokol routing ini bekerja berdasarkan routing dari node sebelumnya. Node akan meng-update route berdasarkan route baru yang didapatnya. Proses routing terdiri atas dua bagian, route discovery dan route maintenance. Route discovery digunakan untuk meminta dan meneruskan informasi route. Route maintenance digunakan untuk informasi kejadian kesalahan route dan acknowledgements. Sama halnya dengan AODV, protokol ini akan membebani link. Semakin besar jaringan, control packets dan message packets akan semakin banyak, yang akan berakibat meminta alokasi bandwith.
ÿ Temporary Ordered Routing Algorithm (TORA)

            Protokol routing ini bersifat adaptif dan bebas dari kemungkinan looping sehingga sangat cocok untuk kondisi jaringan yang berubah-ubah. Node pengirim menyediakan beberapa route untuk ke node tujuan, sehingga jika satu route gagal dapat digunakan route lain. Dengan adanya banyak route dari node pengirim, maka pengiriman paket data dapat tidak terganggu saat pertama kali terjadinya perubahan jaringan. Terjadi 3 proses didalam protokol ini, yaitu route creation, route maintenance dan route erasure

ÿ Ad Hoc on Demand Distance Vector Routing (AODV)

             Protokol routing ini mengacu kepada protokol routing DSDV dengan penambahan fungsi broadcast untuk meminta route. Protokol ini mampu menangani perubahan topologi dan bebas dari looping route. Ketika suatu route dibutuhkan oleh suatu node, maka node tersebut akan mem-broadcast pesan ”route request” ke semua link. Respon dari pesan tersebut kemudian dikirim balik oleh node penerima atau intermediate node yang berisi route baru untuk ke node tujuan.

ÿ Relative Distance Microdiversity Routing (RDMAR)

              Protokol routing ini memperkirakan jarak, radio loop antar node menggunakan algoritma estimasi jarak Zone Routing Protocol (ZRP) Protokol routing ini berbasis zone atau clustering. Protokol routing ini menerapkan metode clustering seperti pada CSGR, tetapi setiap nodenya bersifat sebagai node pemimpin dan juga anggota dari cluster lainnya. Sementara pada CSGR setiap cluster hanya mempunyai satu node pemimpin.



ÿ Topologi Ad-Hoc

Topologi jaringan ad hoc terdiri dari beberapa mobile node yang dapat saling berkomunikasi secara peer-to-peer tanpa menggunakan infrastruktur seperti access point maupun base station. Setiap mobile node memiliki wireless network interface dan saling berkomunikasi dengan memanfaatkan media radio atau infra merah. Contoh node pada jaringan ad hoc adalah laptop computer dan PDA (Personal Digital Assistant) yang dapat berkomunikasi secara langsung satu dengan yang lainnya. Node-node pada konfigurasi jaringan ad hoc dapat bergerak dengan bebas atau diam pada posisinya. Pada gambar dibawah diperlihatkan konfigurasi jaringan ad-hoc dengan tiga node yang dapat berkomunikasi secara langsung. Setiap node pada konfigurasi ad hoc memiliki coverage area tertentu. Setiap node dapat saling bertukar data apabila masih berada di dalam coverage area atau dapat pula menggunakan node lain untuk memforward data menuju node tujuan seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah. Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap node pada konfigurasi ad hoc dapat berperan sebagai suatu host dan sebagai router yang dapat meroutingkan data menuju node tujuan.

topologi wlan ad-hoc.jpg

Setiap host atau mobile node pada jaringan ini memiliki kedudukan yang sama dan tidak ada administrator pusat seperti pada jaringan celluler atau pada WLAN mode infrastruktur. Pada jaringan ini setiap node dapat bergerak dengan bebas keluar dan masuk jaringan setiap saat tetapi dibatasi oleh cakupan daerah transmisi jaringan. Sehingga diperlukan beberapa node (multihop) untuk dapat saling menghubungkan node dalam jaringan. Jika dibandingkan dengan jaringan local dengan kabel, jaringan ad-hoc tidak memerlukan access point sebagai router dan kabel sebagai penghubung untuk komunikasinya. Jaringan ad-hoc hanya dapat berkomunikasi dengan sesama jaringan ad-hoc, tidak dapat berkomunikasi dengan mode infrastruktur maupun jaringan yang menggunakan kabel.

2.5  Keuntungan dan kelemahan Jaringan Ad-hoc

Keuntungan jaringan wireless ad-hoc
  • Meningkatkan produktivitas. Jaringan wirless sangat mudah untuk diimplementasikan, sangat rapi dalam hal fisiknya yang dapat meneruskan informasi tanpa seutas kabel pun, sangat fleksibel karena bisa diimplementasikan hampir di semua lokasi dan kapan saja, dan yang menggunakannya pun tidak terikat di satu tempat saja. Dengan semua faktor yang ada ini, para penggunanya tentu dapat melakukan pekerjaan dengan lebih mudah Akibatnya pekerjaan menjadi lebih cepat dilakukan, tidak membutuhkan waktu yang lama hanya karena masalah-masalah fisikal jaringan dari PC yang mereka gunakan. Berdasarkan faktor inilah, wireless LAN tentunya dapat secara tidak langsung meningkatkan produktivitas kerja dari para penggunanya. Cukup banyak faktor penghambat yang ada dalam jaringan kabel dapat dihilangkan jika Anda menggunakan media ini. Meningkatnya produktivitas kerja para karyawannya, tentu akan sangat bermanfaat bagi perusahaan tempat mereka bekerja, bukan?
  • Cepat dan sederhana implementasinya Implementasi jaringan wireless terbilang mudah dan sederhana. Mudah karena Anda hanya perlu memiliki sebuah perangkat penerima dan pemancar untuk membangun sebuah jaringan wireless. Setelah memilikinya, konfigurasi sedikit dan Anda siap menggunakan sebuah jaringan komunikasi data baru di dalam lokasi Anda. Namun, tidak sesederhana itu jika Anda menggunakan media kabel.
  • Fleksibel
    Media wireless LAN dapat menghubungkan Anda dengan jaringan pada tempat-tempat yang tidak bisa diwujudkan oleh media kabel. Jadi fleksibilitas media wireless ini benar-benar tinggi karena Anda bisa memasang dan menggunakannya di mana saja dan kapan saja, misalnya di pesta taman, di ruangan meeting darurat, dan banyak lagi.
  • Dapat mengurangi biaya investasi.Wireless LAN sangat cocok bagi Anda yang ingin menghemat biaya yang akan dikeluarkan untuk membangun sebuah jaringan komunikasi data. Tanpa kabel berarti juga tanpa biaya, termasuk biaya kabelnya sendiri, biaya penarikan, biaya perawatan, dan masih banyak lagi. Apalagi jika Anda membangun LAN yang sering berubah-ubah, tentu biaya yang Anda keluarkan akan semakin tinggi jika menggunakan kabel.
  • Skalabilitas
    Dengan menggunakan media wireless LAN, ekspansi jaringan dan konfigurasi ulang terhadap sebuah jaringan tidak akan rumit untuk dilakukan seperti halnya dengan jaringan kabel. Di sinilah nilai skalabilitas jaringan WLAN cukup terasa.
  • Untuk Lingkungan yang Sulit bila Menggunakan Kabel
    Seringkali kita menemui suatu keadaan yang tidak memungkinkan untuk menggunakan kabel untuk jaringan kita karena selain sulit tentunya juga mahal dalam peng-install-annya, seperti pada gedung-gedung bersejarah, gedung-gedung bertingkat, area terbuka atau jalan-jalan raya.

  • Membentuk Jaringan Sementara
    Seperti di taman arena atletik, arena pameran, pemulihan pasca bencana, kantor sementara, dan tempat-tempat konstruksi yang menginginkan wireless LAN yang sementara saja.
  • Tempat yang Sering Ditata Ulang
    Show room, ruang pertemuan,toko swalayan, dan tempat-tempat yang sering ditata ulang.
  • Jaringan Small Office and Home Office (SOHO)
    Untuk SOHO biasanya membutuhkan teknologi yang hemat, mudah dan cepat dalam peng-instal-lan suatu jaringan yang kecil
  • Untuk Mem-back up LAN yang Meggunakan Kabel
    Pengelola jaringan biasa menerapkan wireless LAN untuk Mem-back aplikasi yang sedang bekerja pada jaringan yang menggunakan kabel.
  • Fasilitas Pelatihan atau Pendidikan
    Tempat pelatihan atau universitas biasanya menggunakan wireless LAN untuk memudahkan akses informasi atau pertukaran data dan untuk pembelajaran.
    Disamping itu wireless juga memiliki keunggulan lainnya,yaitu:
    • Biaya pemeliharaan murah
    • Pembagunan jaringan cepat
    • Mudah dikembangkan
    • Mudah dan murah untuk direlokasi
    • Infrastruktur berdimensi kecil
    Adapun kelemahan wireless yaitu:
    • Biaya peralatan mahal
    • Keamanan data rentan
    • Interferensi gelombang radio
    • Delay yang sangat besar



kelemahan  jaringan wireless ad-hoc

  • Jaringan wireless Ad-Hoc ini tentu akan dapat menimbulkan kekacauan bagi jaringan wireless yang sebenarnya. Dengan membentuk sebuah jaringan sendiri di luar dari jaringan wireless dari AP yang ada, tentu ada beberapa masalah yang akan ditimbulkannya. Pertama, jaringan Ad-Hoc ini mungkin akan menggunakan bandwidth frekuensi yang terbatas yang juga digunakan oleh jaringan wireless sesungguhnya. Jadi, antara jaringan Ad-Hoc dengan jaringan wireless sesungguhnya harus saling berbagi bandwidth frekuensi. Tentu ini cukup mengganggu kelangsungan jaringan wireless yang sesungguhnya.
             Masalah lain yang dapat ditimbulkan dengan adanya jaringan Ad-Hoc ini adalah keamanan jaringan utama yang menjadi terbuka. Jaringan wireless Ad-Hoc ini dapat dijadikan gateway bagi para penyusup untuk masuk ke dalam jaringan utamanya. Hal ini disebabkan karena jaringan ini sangat sulit untuk diatur secara terpusat. Memantau propagasi sinyal radionya juga hampir mustahil. Jaringan Ad-Hoc menjadi mudah sekali untuk dimasuki dan dikacaukan karena kesulitan memonitornya ini. Terlebih lagi para hacker dapat dengan mudah masuk ke dalam jaringan utamanya dengan cara melakukan hacking terhadap perangkat yang tergabung dalam jaringan Ad-Hoc tersebut dan kemudian melakukan bridging ke jaringan utamanya. Jalan menuju jaringan utama menjadi terbuka lebar.








BAB III
Membangun jaringan wireless
menggunakan sistem AD-HOC

3.1 MEMBANGUN JARINGAN AD HOC (peer-to-peer)

LANGKAH-LANGKAH MEMBANGUN JARINGAN AD HOC(peer-to-peer)

v  Pasang Wireles Lan pada Pc
v  Install drivernya
v  Setelah selesai ikuti langkah-langkah berikut ini:

  1. Klik kanan pada icon wireless pilih open network connections


  1. Klik kiri pada icon wireless kemudian klik set up a home or small office network.
19

  1. Setelah memilih set up a home or small office network maka akan muncul tampilan Network Setup Wizard klik next untuk melanjutkan ke tahap berikutnya.


  1. Tampilan dibawah ini merupakan pengecekan untuk melengkapi penginstalan yaitu : menginstal kartu jaringan , modem , dan kabel kemudian menghidupkan semua komputer , printer , dan modem external dan selanjutnya terkoneksi Internet kemudian jika anda sudah melaksanakan semua pengecekan klik Next untuk melanjutkan ke tahap berikutnya.


  1. Pilih This computer connect to the internet through a residential gateway or through another computer on my network jika kita menggunakan gateway dan menggunakan computer lain dalam jaringan klik next untuk melanjutkan tahap berikutnya.
  1. Tampilan dibawah ini merupakan tahapan untuk mengisi nama computer  misal untuk computer name yaitu : ALX-MORPH kemudian klik jika selesai mengisi klik Next.

  1. Dalam tahap ini kita disuruh untuk mengisi nama jaringan / Workgroup computer yang akan kita gunakan misal GLOBAL kemudian jika selesai mengisi pilih Next.


  1. Terdapat dua piliha pada tampilan dibawah ini, pilih Turn off file and printer sharing jika kita tidak ingin menggunakan atau tidak memakainya di dalam jaringan yang kita.



  1. Tampilan ini merupakan sumari atau ringkasan yang menunjukkan nama dari koputer, nama Workgroup, dan diskripsi jika anda telah yakin pilih next untuk melangkah ke tahap berikutnya.


  1. Ini merupakan proses konfigurasi komuter tunggu beberapa saat untuk ke tahap yang berikutnya.


  1. Pilih Just finish the wizard: Idon’t need to run the wizard on other computers, untuk mengakhiri penginstalan dan tidak membutuhkan menjalankan Wizard computer yang lain. Kemudian klik Next.

  1. Ini merupakan tahap akhir dari penginstalan, pilih Finish untuk mengakhiri.

  1. Agar computer dapat bekerja secara maksimal, maka computer harus di restart terlebih dahulu, pilih yes.


  1. Setelah merestart computer ,klik kanan sekali lagi pada icon wireless kemudian pilih open network connections.


  1. Muncul tampilan seperti berikut,klik kanan pada icon wireless kemudian pilih properties.

  1. Klik satu kali pada Internet Protocol (TCP/IP) kemudian pilih properties.

3

  1. Pilih Use the following IP address kemudian isikan IP address misalnya 192.168.0.24 dan Subnet masknya misalnya 255.255.255.0 untuk IP kelas C, pilih OK.

  1. Kemudian tab pada menu Wireless Network kemudian pilih radio button Use Windows to configure my wireless network setting kemudian pilih Advance.
6

  1. Pilih Computer-to-computer (ad hoc) networks only agar dapat terkoneksi antar computer.
7

  1. Kemudian pilih menu Tab Advanced untuk mematikan firewall agar dapat men-sharing data, pilih settings….
8

  1. Pilih off (not recommended) untuk mematikan firewall.
9
  1. Setelah itu kita akan kembali pada menu Advance close untuk mengakhiri.

10

  1. Kemudian kembali ke Desktop, klik kanan pada icon wireless pilih View Availible Wireless Networks.



  1. Gambar dibawah ini merupakan jumlah sinyal yang tertangkap oleh wireless kita misalnya pilih PiuLz_@$OY. Kemudian pilih connect.
12
  1. Pilih Connect Anyway untuk terkoneksi pada PiuLz_@$OY.

13

  1. Ini merupakan bukti bahwa kita telah terkoneksi dengan PiuLz_@$OY.
14


  1. Ini adalah bukti bahwa terkoneksi Peer-to-peer.

  1. Kemudian kita akan men-sharing file misalnya folder my music dengan cara klik kanan pada folder tersebut kemudian pilih properties, Tab Sharing.


  1. Pilih If you understand the security risk but want to share files without running the wizard, click here.

g
  1. Pilih Shared this folder on the network agar tidak dapat diedit oleh user lain maka jangan memilih Allow network users to change my files.


  1. Ini adalah tampilan folder yang sudah ter-sharing karena terdapat tangan di bawah folder tersebut.


  1. Utuk dapat mengakses folder-folder yang ter-sharing maka lakukan langkah-langkah seperti ini, klik kanan pada start menu, pilih Explorer, pilih My Network Places,kemudian lihat data-data yang telah di sharing.
     33
3.2 CARA SETTING ACCESS POINT


Untuk men setting wirelless broadband router ini bisa menggunakan Software yang sudah tersedia dari sananya atau bisa menggunakan web Browser.. Tapi saya sering men-setting nya menggunakan web browser karena lebih Praktis…

Langkah pertama

Kita reset dulu itu akses poin dengan memencet tombol reset di bagian belakang akses poin selama 10 detik pake paper clip, biar kita yakin settingannya kembali ke default.

Langkah kedua

          Selanjutnya setting IP laptop/PC anda dengan IP Default bawaan si linksys. Untuk IP Default Linksys WRT54GL yaitu 192.168.2.254 atau kalau ga bisa 192.168.2.1 ( soalnya ada 2 versi IP). Kalau sudah sambungkan kabel UTP dari Laptop/PC ini ke akses poin secara langsung

Langkah ketiga

           Kemudian kita browsing pakai Firefox,IE atau yang lainnya..
Trus Ping ke alamat IP defaulnya ex : 192.168.2.1 atau 192.168.2.245

Langkah keempat

Maka akan muncul login : kemudian isikan seperti di bawah ini
username         :admin
password         :1234
Klik OK dan anda akan menemukan halaman setting berbasis web dari akses poin sub menu Linksys..

Langkah kelima

           Dalam Sub Menu adalah mensetting IP address Linksys dan teman-temannya, anda bisa lihat sendiri detailnya…
Sebaiknya untuk mengganti IP Address dilakukan di akhir konfigurasi, untuk awal instalasi kita masuk ke Menu Wireless,

Dalam Menu Wireless kita hanya menentukan mode wireless dan SSID, dalam Wireless biasa nya kita mengenal SSID dan Wireless Mode, SSID adalah nama Wireless network yang biasa dikenal oleh orang awam Nama Hostpotnya. Dan Wireless Mode adalah type gelombang yang digunakan.. Bila sudah selesai klik Save Setting.

Pada intinya bila kita akan men-setting semua Access Point hal yang terpenting adalah men-setting SSID, Cannel, Dan wireless mode, itu sudah bisa di bilang Sebuah Access Point (Hostpot).

Note : Jika anda berencana menghubungkan akses poin ini di jaringan anda yang mempunyai segmen yang berbeda (misalnya selain 192.168.1.*) ubah IP statisnya ke segmen yang sesuai, atau bisa juga pilih DHCP kalau anda tidak ingin memberikan IP Statis. Cuman yang terakhir mungkin anda akan kesulitan untuk menemukan IP akses poin ini nantinya.
Pada web based control panel dari akses poin ini anda bisa mengatur berbagai settingan yang disediakan oleh WAP54G, misalnya Mode, authentikasinya maupun mengganti password default.


 Setalah selesai menentukan IP dari WAP54G ini cabut kabel UTP dari Laptop/PC, terus sambungkan ke jaringan anda. Seharusnya anda sudah bisa untuk mengakses web-based control panel akses poin ini dari jaringan anda.

3.3 Installasi PC Server

1.      Membuat daftar kebutuhan
2.      Menyiapkan buku manual
3.      Menginstall sistem operasi windows XP untuk server dan Client. Adapun cara penginstallan system operasi Windows Xp Adalah sebagai berikut :
  1. Sebelumnya masukan CD Windows XP terlebih dahulu kemudian restart komputer, kemudian nampak tampilan seperti gambar dibawah lalu tekan tombol Delete pada keybord agar dapat masuk di BIOS(Basic Input Output System) komputer. Pada beberapa jenis Mainboard harus menekan tombol F2 pada keyboard. Kamu dapat melihatnya pada perintah Press DEL to run Setup.
Gambar 3.3.0 Tampilan setelah computer di restart
  1. Lalu pilih Boot pada menu dan pilih item Boot Device Priority seperti pada gambar.
Gambar 3.3.1 Tapilan Setelah masuk ke BIOS
  1. Setelah itu rubah CDROM pada posisi 1st Boot Device untuk boot melalui CDROM dengan menggunakan tombol (+) (-) pada keyboard.lalu tekan F10 untuk menyimpan konfigurasi.
Gambar 3.3.2 Tampilan Saat memilih CD ROM sebagai 1st Boot Device
  1. Restart komputer lalu pada saat computer membaca isi CD ROM  maka akan muncul perintah press any key….. maka tekan tombol apa saja pada keyboard, lalu tunggu sampai muncul muncul perintah selanjutnya.
  2. Kemudian tekan Enter untuk melanjutkan pada proses install.
  3. Lanjut pada Lisencing Agreement tekan F8 untuk lanjut.
Gambar 3.3.3  Tampilan saat Licence Agreement
  1. Kemudian tekan Enter untuk menginstall.
  2. Lalu masukan kapasitas partisi yang ingin kamu buat dalam satuan megabytes(MB) dan tekan Enter untuk membuat partisinya seperti terlihat pada gambar.

Gambar 3.3.4  Tampilan Saat memilih Drive C: untuk di install
  1. Kemudian tekan Enter untuk melakukan proses instal
  2. Dan pilih NTFS file system (Quick) atau FAT file system (Quick) lalu tekan Enter.
Gambar 3.3.5  Tampilan memformat hardis dengan (Quick)
  1. Bila proses instalasi langkah 1 → 10 benar maka akan tampil seperti gambar.
Gambar 3.3.6  tampilan setelah Hardisk di format dan di partisi
  1. Setelah itu sampai pada layar berikut Click Next.
Gambar 3.3.7 Tampilan perintah untuk melanjutkan
  1. Lalu isikan dengan Nama dan Organisasi kemudian tekan Next.
Gambar 3.3.8 Tampilan Printah untuk memasukan Nama Pengguna dan Organisasi
  1. Disini akan mengisikan Produk Key atau Serial Number dari type windows Kamu tekan Next lagi.
Gambar 3.3.9 Tampilan saat memasukan CD Key (Serial Number)
  1. Isikan nama komputer dan password untuk mengaksesnya lalu tekan Next.
Gambar 3.3.10 Memasukan password acaount computer
  1. Set Time Zone pada posisi (GMT+7:00m Bangkok, Hanoi jakarta) klik Next.
Gambar 3.3.11  Pemilihan Time Zone yaitu GMT+7:00m Bangkok, Hanoi jakarta
  1. Pilih Typical settings lalu klik Next.
Gambar 3.3.12  Pemilihan jenis penginstallan yaitu Typical
  1. Selanjutnya pilih dan clik Ok,Next,Skip dan Finish juga diminta mengisikan nama, hingga kemudian berada pada tampilan Dekstop Windows seperti ini. Sekarang computer telah selesai diinstall
Gambar 3.3.13Tampilan pertama kali saat WindowsXp selesai diinstall
4.      Menginstall software driver untuk komponen pc ( VGA, Sound Card, NIC)
5.      Menginstall Aplication pendukung seperti Mozila Firefox,Winamp,Office
6.      Melakukan pengkabelan (disini akan digunakan kabel jenis straight)
7.      Menghubungkan PC server ke Clien 01 dan Clien 02, dengan cara memberikan no IP Server ke Client sebagai Gateway (no IP didapatkan dari Ethernet Card 2 : IP 192.168.10.1)
8.      Menghubungkan PC server kejaringan Internet, dengan cara memberikan no IP public yang diberikan oleh ISP sebagai DNS Server dan Gateway (yang mana IP DNS adalah IP Public).
9.      Setting IP Address PC server Eth01
Adapun cara penyettingan IP Addres Pc Server adalah sebagai berikut :

1.      Masuk ke menu Network Connection dengan cara pilih menu Start lalu pilih My Network Places lalu klik kanan pilih Properties

Gambar 3.3.14langkah pertama pensettingan IP Address melalui My Network Places
2.       Kemudian klik kanan pada Local Area Connection kemudian pilih Properties
Gambar 3.3.15 langkah kedua pensettingan IP Addres dengan mengklik kanan pada Local Area Connection lalu pilih Properties

3.      Lalu pilih Internet Protocol (TCP/IP) dan klik menu Properties
Gambar 3.3.16 langkah ketiga memilih Unternet Protocol [RCP/IP]

4.      Lalu pilih use the following IP addres dan masukan IP Address ,Subnet mask, Default Gateway dan DNS Server (no IP DNS ini didapatkan dari ISP)
 
Gambar 3.3.17 langkah terakhir pemberian IP Addres danyang kemudian dilanjutkan dengan memilih OK
5.      Lalu pilih “OK”

10.  Menginstall software aplikasi seperti mozilla, winamp dll
11.  Merapikan
12.  Pengujian koneksi



3.4 Penghitungan subnetting
Setelah anda membaca artikel Konsep Subnetting dan memahami konsep Subnetting dengan baik. Kali ini saatnya anda mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:


Subnet Mask
Nilai CIDR
255.128.0.0
/9
255.192.0.0
/10
255.224.0.0
/11
255.240.0.0
/12
255.248.0.0
/13
255.252.0.0
/14
255.254.0.0
/15
255.255.0.0
/16
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 - 2 = 62 host
  3. Blok Subnet = 256 - 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi total subnetnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.

Subnet
192.168.1.0
192.168.1.64
192.168.1.128
192.168.1.192
Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129
192.168.1.193
Host Terakhir
192.168.1.62
192.168.1.126
192.168.1.190
192.168.1.254
Broadcast
192.168.1.63
192.168.1.127
192.168.1.191
192.168.1.255
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah:
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah:
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.255.0
/24
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30
Ok, kita coba satu soal untuk Class B dengan network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 - 2 = 16.382 host
  3. Blok Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi total subnetnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
172.16.0.0
172.16.64.0
172.16.128.0
172.16.192.0
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.64.1
172.16.128.1
172.16.192.1
Host Terakhir
172.16.63.254
172.16.127.254
172.16.191.254
172.16.255.254
Broadcast
172.16.63.255
172.16.127.255
172.16.191.255
172.16..255.255
Masih bingung? Ok kita coba satu lagi untuk Class B.Bagaimana dengan network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 27 - 2 = 126 host
  3. Blok Subnet = 256 - 128 = 128.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
172.16.0.0
172.16.0.128
172.16.1.0
172.16.255.128
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.0.129
172.16.1.1
172.16.255.129
Host Terakhir
172.16.0.126
172.16.0.254
172.16.1.126
172.16.255.254
Broadcast
172.16.0.127
172.16.0.255
172.16.1.127
172.16.255.255
Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan 
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 216 - 2 = 65534 host
  3. Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
10.0.0.0
10.1.0.0
10.254.0.0
10.255.0.0
Host Pertama
10.0.0.1
10.1.0.1
10.254.0.1
10.255.0.1
Host Terakhir
10.0.255.254
10.1.255.254
10.254.255.254
10.255.255.254
Broadcast
10.0.255.255
10.1.255.255
10.254.255.255
10.255.255.255
Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya 
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x - 2


















BAB IV
PENGUJIAN

4.1 Pengujian Koneksi         
o   Klik start
o   Klik run
o   Ketik CMD
o   Maka akan keluar tampilan seperti di bawah
Microsof windows xp [version 5.1.2600]
<c>copyrihg 1985-2001 microsoft corp.
C:\Documents and setting\>

 
 





o   Lakukan proses PING dari Server ke Internet   
    
Microsof windows xp [version 5.1.2600]
<c>copyrihg 1985-2001 microsoft corp.
C:\Documents and setting\>ping 202.210.10.254

Pinging 202.210.10.254 with 32 bytes of data :

Replay from 202.210.10.254: bytes=32 time=2sc TTL= 128
Replay from 202.210.10.254: bytes=32 time=2sc TTL= 128
Replay from 202.210.10.254: bytes=32 time=2sc TTL= 128
Replay from 202.210.10.254: bytes=32 time=2sc TTL= 128

Ping statistics for 202.210.10.254:
                               Packets: send = 4, Received = 4, Lost = 0 <0% lost>,
Approximate round trip times in milli-seconds :
                              Minimum = 2ms, Maximum = 2ms, Avarage = 2ms


Jika pada tampilan command prompt tampil seperti display diatas maka antara server dengan internet telah tehubung kedalam jaringan local

o   Lakukan proses PING dari client 1 ke client 2
       Ping 192.168.10.3
Pinging 192.168.10.3with 32 bytes of data :

Replay from 192.168.10.3: bytes=32 time=2sc TTL= 128
Replay from 192.168.10.3: bytes=32 time=2sc TTL= 128
Replay from 192.168.10.3: bytes=32 time=2sc TTL= 128
Replay from 192.168.10.3: bytes=32 time=2sc TTL= 128

Ping statistics for 192.168.10.3:
                               Packets: send = 4, Received = 4, Lost = 0 <0% lost>,
Approximate round trip times in milli-seconds :
                              Minimum = 2ms, Maximum = 2ms, Avarage = 2ms

o   Lakukan proses PING dari Client 1 dan Cllient 2 ke server
 

Ping 192.168.10.1
Pinging 192.168.10.1with 32 bytes of data :

Replay from 192.168.10.1: bytes=32 time=2sc TTL= 128
Replay from 192.168.10.1: bytes=32 time=2sc TTL= 128
Replay from 192.168.10.1: bytes=32 time=2sc TTL= 128
Replay from 192.168.10.1: bytes=32 time=2sc TTL= 128

Ping statistics for 192.168.10.1:
                               Packets: send = 6 Received = 4, Lost = 0 <0% lost>,
Approximate round trip times in milli-seconds :
                              Minimum = 2ms, Maximum = 2ms, Avarage = 2ms




o   Lakukan Proses PING dari Client 1 dan Client 2 ke Internet

Ping 202.210.10.254
Pinging 202.210.10.254 with 32 bytes of data :

Replay from 202.210.10.254: bytes=32 time=2sc TTL= 128
Replay from 202.210.10.254: bytes=32 time=2sc TTL= 128
Replay from 202.210.10.254: bytes=32 time=2sc TTL= 128
Replay from 202.210.10.254: bytes=32 time=2sc TTL= 128

Ping statistics for 202.210.10.254:
                               Packets: send = 10 Received = 4, Lost = 0 <0% lost>,
Approximate round trip times in milli-seconds :
                              Minimum = 2ms, Maximum = 2ms, Avarage = 2ms



4.2 Hasil Yang Dicapai

            Penulis mendapatkan hasil dari project work ini sesuai apa yang penulis harapkan. Dengan Menggunakan system AD-HOC yang sangat sederhana dan dapat menghubunngkan pc satu ke pc lainnya dengan menghubungkan wireless yang konsep pengerjaanya sangat sederhana dan sangat ekonomis. Serta pengerjaanya dan pendeteksiannya kerusakann tidak terlalalu sulit.  Tapi  jaringan ad-hoc ini msh memiliki keuntungan dan kelemahan tersendiri. maka untuk pengamanan jaringan wireless ad-hoc tersebut penulis penilis mencoba menjelaskan bagaimana cara mengamankan jaringan wireless tersebut.
           Ada beberapa metode yang dapat Anda gunakan untuk “sedikit” mengamankan jaringan wireless yang tak kasat mata ini. Dikatakan sedikit karena jaringan wireless memang sangat rentan dari segi keamanannya. Karena media ini bekerja pada udara terbuka dan bebas, maka sinyal-sinyal komunikasi ini dapat dengan mudah ditangkap oleh siapapun. Untuk itu, ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk lebih mempersulit para pengganggu untuk mengacau jaringan wireless. Metode tersebut adalah WEP, WPA, dan 802.1x.

1.WEP
            Teknik pengaman jaringan wireless yang satu ini merupakan kepanjangan dari Wired Equivalent Privacy. Teknik ini merupakan fasilitas opsional yang ada di dalam standar 802.11. Fitur ini akan membuat jaringan wireless Anda mempunyai keamanan yang hampir sama dengan apa yang ada dalam jaringan kabel. WEP menggunakan sistem enkripsi untuk memproteksi pengguna wireless dalam level yang paling dasar. WEP memungkinkan administrator jaringan wireless membuat encription key yang akan digunakan untuk mengenkripsi data sebelum dikirimkan melalui jalan udara. Encription key ini biasanya dibuat dari 64 bit key awal dan dipadukan dengan algoritma enkripsi RC4. Ketika fasilitas WEP diaktifkan, maka semua perangkat wireless (AP dan client) yang ada di jaringan harus dikonfigurasi dengan menggunakan key yang sama. Hak akses dari seseorang atau sebuah perangkat akan ditolak jika key yang dimasukkan tidak sama.

2.WPA
            WI-FI Protected Access atau disingkat dengan istilah WPA, merupakan teknik pengaman jaringan wireless LAN yang diklaim lebih canggih dari WEP. Dengan disertai teknik enkripsi yang lebih advanced dan tambahan pengaman berupa otentikasi dari penggunanya, maka WPA akan jauh lebih hebat mengamankan Anda pengguna WLAN.

3.802.1x
          Teknik pengaman yang satu ini akan mengharuskan semua pengguna jaringan wireless untuk melakukan proses otentikasi terlebih dahulu sebelum dapat bergabung dalam jaringan. Sistem otentikasinya dapat dilakukan dengan banyak cara, namun sistem otentikasi menggunakan pertukaran key secara dinamik. Sistem pertukaran key secara dinamik ini dapat dibuat dengan menggunakan Extensible Authentication Protocol (EAP). Sistem EAP ini sudah cukup banyak terdapat di dalam implementasi fasilitas-fasilitas di RADIUS.
Dalam metode ini, software key management dimasukkan pada perangkat WLAN client. Dalam asosiasi pertama dengan perangkat AP, software tersebut akan memberitahukan pengguna untuk memasukkan identitas jaringan WLAN yang ingin dimasukki seperti username password misalnya. Identitas ini kemudian diteruskan ke EAP atau RADIUS server melalui AP untuk proses otentikasi. Ketika authentikasi berhasil, seperangkat encription key diberikan untuk perangkat AP dan juga client untuk dapat saling berkomunikasi. Namun, key ini hanya berlaku dalam satu sesi komunikasi saja. Ketika penggunanya melakukan roaming atau berpindah-pindah AP, maka encryption key yang dinamik ini akan dikirimkan oleh AP yang memilikinya ke seluruh AP yang terkoneksi dengannya.
















BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Peer-to-peer adalah sebuah aplikasi yang menghandle resource dari sejumlah autonomous participant atau user yang terkoneksi secara mandiri, artinya user dapat mengoneksikan dirinya sesuai dengan keinginannya, tidak terikat oleh struktur jaringan secara fisik. Peer-to-peer menjadi sebuah alternatif aplikasi untuk mencari resource tertentu yang tidak ada diwebsite ataupun alternatif untuk berbagi resource tanpa sebuah web server yang harganya masih tergolong mahal.
Keunggulan dari dikembangkannya sistem ini adalah dapat mengurangi waktu pencarian data, juga yang tidak kalah pentingnya adalah mengurangi beban jaringan, karena pertanyaan yang tidak diperlukan tidak akan dilewatkan dalam jaringan tersebut.
5.2 Saran
  • Kualitas dalam penyediaan bandwidth lebih diperlebar.
  • Perlunya ditemukan metode baru sehingga komputer yang menggunakan jaringan wireless Ad Hoc dapat berkomunikasi dengan komputer pada jaringan yang menggunakan kabel.
  • Daerah jangkauan pada jaringan wireless Ad Hoc tidak hanya terbatas pada jarak antara kedua komputer yang saling berhubungan.
  • Teknologi wireless Ad Hoc ini masih memiliki banyak kelemahan terhadap ancaman dan gangguan yang mungkin terjadi sehingga masih diperlukan pengembangan dari aspek keamanannya.

2 komentar: